Seperti yang kita tau dan kita dengar pepatah selalu mengatahan buah jatuh tidak jauh dari pohon. Hal ini tentu saja dibuktikan dengan beberapa ilmia yang teliti oleh para Guru Besar NU. Dari sejarah yang beredar ternyata buyut yang selalu dibanggakan oleh para Habib nyaman adalah penjajah Indonesia.
Setelah di dalami Aidit adalah keturunan Ba’Alawi yang pernah menggerakan G30 PKI. Pada saat itu, posisi Aidit adalah ketua umum PKI. Namun hal ini langsung di bantah Habib Rizieq selalaku keturunan cucu Ba”Alawi . Imam besar Habib Rizieq mengatakan dalam forum FPI puyut mereka bukanlah seorang PKI melainkan ulama besar.
Dalam forum tersebut Habib Rizieq menyangkal Aidit PKI bukanlah puyut mereka, Puyut mereka bernama Aidid sehingga hal ini tentu saja menjadi polemik. Banyak masyarat Indonesia yang beranggapan Habib Rizieq hanya tidak siap mengakui sejarah yang tercatat. Dalam beberapa kesempata di dunia digital banyak netizen yang mencari naman Aidid namun yang keluar tetaplah nama Aidit PKI.
Selain Aidit PKI, ternyata tercatat keturunan Ba’Alwi yang bernama Usman Bin Yayah juga menjadi sorotan. Puyut yang selalu dibanggakan dan di sanjung sebangai Pahlawan ternyata adalah antek Belanda di masa lampau. Namun hal ini kembali di bantah para cucu keturunan Ba’Alwi, Habib Bahar kembali mengatakan kakek puyutnya adalah seorang pejuang kemerdekaan.
Sejarah mencatat Usman Bin Yayah hanya menjadi keamanan dan mencari posisi aman di saat Belanda menguasai Indonesia. Di tengah susahnya rakyat Indonesia pada saat itu yang di jajah Belanda, Usman Bin Yayah mala menjadi mata-mata Belanda. Sehingga hal ini bisa di simpulkan Keturunan Ba’Alwi bukanlah Pahlawan Kemerdekaan. Namun ingin menguasai Indonesia secara diam-diam dengan merancuni para pribumi.
Habib Rizieq selalu orasi dengan vokal lantam mengajak umat untuk bentrok atau pun mati jihab ketika adalah salah satu kelompok yang tidak sesuai dengan cara pikirnya. Baru-baru ini Habib Rizieq kembali serukan anggotanya untuk mengasah parang dan golok untuk menghadapi PKI, tidak di sebutkan kelompok mana yang dianggap PKI.
Namun dalam analisa yang beredar, semua kalangan yang tidak suka dengan Habib Palsu keturunan Ba’Alwi akan dianggap PKI. Sebenarnya ketika berpikir dengan logika mungkin Habib Rizieq sedang menuduh dirinya sendiri. Karena yang di anggap PKI dan Antek Asin selama ini adalah Puyut Mereka.
Demi menguasahi Indonesia Habib Rizieq dalam para kelompok selalu menguduh domba umat. Sehingga bagi umat beragama anda wajib memahami surga dan neraka semua tergantung amal ibadah dan perbuatan anda semasa hidup. Jika Anda seorang pembunuh atau pun seorang pemerkosa, apakah hanya dengan syadad Anda yakin bisa langsung masuk surga.?
Anda perlu berpikir jernih, ketika Anda seorang pembunuh dan seorang yang licik. Anda akan mengucapkan sumpah keluarga korban hingga masyarakat berbagai kalangan. Apakah kamu yakin dengan doa para habib lalu dosa dan pembuatanmu kamu terhapus begitu saja.?
contoh lain : ketika saya keluarga anda yang mendapatkan pelaku kejahatan atau pembunuhan apakah anda baik-baik saja untuk memaafkan pelaku di kehidupan nyata. Ketika Anda saja tidak mampu memaafkan perbuatan para pelaku. Bagaimana dosa dan amal burukmu dapat dimaafkan ketika kamu meninggal nanti.
Walau pun Habib keturunan Nabi, ketika mereka berdusta dan berbuat masiat percayalah Nabi juga tidak akan memaaftkan para habib. Sehingga bisa di garis bawahi Habib saja tidak mempunyai tempat yang pasti ketika meninggal nanti. Jangan mendewakan para habib, semua perbuatan baik dan burukmu bukan habib yang catatnya.
Belajar pinter itu perlu, ketika Anda merasa Habib dapat membawamu ke surga, maka secara tidak langsung berbuatlah sebejat mungkin. Lakukan Pemerkosaan dan pembunuhan lalu dekati para habib sehingga ketika anda meninggal nanti semoga tidak bertemu dengan malaikat penyiksa perbuatanmu. Hidup ini hanya sementara melakukan amal baik yang perlu dilakukan.
Ketika kamu tersesat, maka sesungguhnya penyesalanmu hanyalah menjadi kenangan pahit ketika kamu meninggal nanti. Semua umat beragama mengajarkan kebaikan dan kasih sayang. Namun sebagai manusia yang tercipta ketika kita masih mempunyai rasa iri hati, dengki hati dan tidak dapat menerima kenyataan. Sesungguhnya kita belum pantas memasuki surga para Nabi. Surga para Nabi adalah tempat suci dimana mereka telah melepaskan hal-hal duniawi.
Ketika Anda ingin bertemu Nabi di surga tentu saja Anda harus melepaskan hal-hal duniawi, seperti rasa iri, dengki, fitnah dan hawa nafsu. Sungguh manusia tidak akan pernah masuk surga ketika hal tersebut tidak dapat dilewati.